Perjalanan Investigasi Virus, Rasa Makanan dan Cinta

Nuno Yusuf
2 min readDec 5, 2022

Sinopsis Novel Aruna dan Lidahnya

Sumber: koleksi pribadi

Novel Aruna dan Lidahnya diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pertama kali pada Oktober 2014. Novel tersebut juga diadaptasi lepas oleh Palari Film yang disutradarai Edwin pada 2018.

Aruna dan Lidahnya menceritakan tentang Aruna Rai, seorang ahli wabah, yang merasakan senang dan ragu terhadap makanan, geram dengan pemerintah yang bermain di kasus flu unggas, dan beruntung dalam asmara selama melakukan investigasi di berbagai kota.

Aruna ditugaskan kantornya melakukan investigasi kasus flu burung di Surabaya, Bangkalan, Pamekasan, Singkawang, Pontianak, Mataram, Palembang, Medan, Aceh selama dua minggu, bersama Farish seorang dokter hewan.

Perempuan montok itu mewarnai perjalanan dinasnya dengan membawa dua sahabat yang keranjingan makanan. Mereka berdua adalah Bono (chef muda yang pernah bekerja di Pollen Street Social) dan Nadezhda (penulis spesialis kuliner dan gaya hidup).

Kehadiran keduanya, pada akhirnya, membuat investigasi kasus flu unggas sebagai kedok wisata kuliner yang membuat Aruna lebih bisa menikmati tugas meskipun dipasangkan dengan Farish, tipe orang yang bikin Aruna malas mengobrol jika tidak terpaksa.

Wisata kuliner nusantara terselubung ini juga membuka banyak pembicaraan seperti resep makanan, sejarah, budaya, politik, hingga cinta menggemaskan antara Farish dan Aruna.

Farish yang kaku dan sedikit mesum, tidak begitu peduli dengan rasa makanan, apalagi seni dalam kuliner, atau makan sekadar makan, menjadi ikut mengekspresikan kelezatan masakan bahkan bisa tune in dengan obrolan tiga penggila makanan itu.

Lebih dari itu, wisata kuliner terselubung ini juga membuat Farish melihat daya tarik seorang Aruna, perempuan lajang yang hampir berkepala empat dan bahagia mengerjakan apa saja selama berkaitan dengan makanan.

Bono pun mengalami hal yang sama seperti Farish. Chef muda itu jatuh cinta pada Nadezhda.

Ada banyak makanan dalam novel setebal 429 halaman ini, seperti rujak soto, sate matang, bebek goreng legendaris, pempek, gulo puan Cek Mia, pengkang, dan masih banyak lagi.

Kamu bisa membayangkan bentuk makanan-makanan itu, mencecapnya, bahkan ingin segera mencoba sungguhan, dari pendeskripsian Laksmi Pamuntjak yang gurih.

Pada bagian lain, kamu bisa terlena dengan makanan yang digunakan sebagai metafora untuk sesuatu yang intim dan tabu.

Penerbit pun mencantumkan label usia pembaca novel Aruna dan Lidahnya karena ada lebih banyak hal intim dan tabu yang dideskripsikan secara berani dan jelas. Usia yang disarankan yaitu 20 tahun ke atas.

Novel Aruna dan Lidahnya mendapat banyak respons di Goodreads, baik komentar maupun rating. Novel tersebut memperoleh rata-rata rating 2,98 dari 5,0.

Membaca buku itu seperti makan. Kamu akan tahu rasanya secara pasti jika memakannya.

--

--